Pengertian Piramida Makanan & Penjelasan Lengkap

Pengertian Piramida Makanan & Penjelasan Lengkap – Piramida makanan merupakan gambaran secara umum hubungan antar komponen biotik dalam suatu ekosistem. Berbeda dengan rantai makanan, piramida makanan menggambarkan interaksi antar komponen biotik lebih dari sekedar peristiwa makan dan dimakan dalam rantai makanan. Piramida menggambarkan hubungan antar organisme pada tiap tingkat trofiknya. Hubungan yang terbentuk antar organisme dalam piramida makanan ialah kerucut, seperti piramid. Dalam peristiwa makan dan dimakan atau rantai makanan yang telah dibahas sebelumnya menggambarkan interaksi predasi antar organisme dalam satu garis lurus (linear). Sementara dalam piramida makanan menunjukan suatu jumlah organisme dalam tingkat trofik suatu ekosistem. Sebagaimana kita ketahui, komponen biotik dapat dibedakan berdasarkan peranannya:

Produsen : peranan produsen dimiliki oleh kelompok tumbuhan dan alga, yaitu kelompok organisme yang mampu membuat makanannya sendiri (autotrof) dari pengolahan senyawa anorganik melalui reaksi fotosintesis. Dalam pembuatan makanan ini produsen memerlukan energi yang dipancarkan dari matahari. Energi yang diserap dari produsen ini yang akan dipindahkan ke organisme lainnya dalam suatu ekosistem. meski demikian, tak semua energi yang diperoleh dari produsen dapat dipindahkan sempurna, hal ini dikarenakan sebagian energi dibebaskan ke alam dalam bentuk alam. begitu seterusnya.

Konsumen : yaitu kelompok organisme heterotrof, yang mendapatkan makanannya dengan memakan organisme lain. Berdasarkan makanannya konsumen dibedakan menjadi:

– Konsumen pertama adalah kelompok organisme yang mendapat makanannya lagsung dari produsen. Kelompok ini disebut juga dengan pemakan tumbuhan (herbivora).
– Konsumen sekunder yaitu kelompok organisme yang sumber makanannya ialah konsumen tingkat pertama. Kelompok organisme ini tidak mampu untuk menyerap energi yang berasal dari produsen. Konsumen sekunder ialah kelompok karnivora.
– Konsumen tersier adalah kosumen puncak yang merupakan kelompok karnivora. Konsume tersier merupakan organisme yang menjadi titik terujung dalam suatu ekosistem yang subjeknya bervariasi pada tiap – tiap ekosistem.

Dekomposer ialah kelompok pengurai yaitu bakteri dan juga jamur. Peranan dekomposer sangat penting dalam suatu ekosistem. Tugas dekomposer ialah menguraikan senyawa organik dalam organisme yang mati agar kembali ke alam. Senyawa organik yang telah diuraikan oleh dekomposer ini menambah kekayaan mineral tanah ataupun perairan.

Detrivor adalah pemakan detritus yaitu kelompok cacing. Detritus ialah senyawa organik yang telah diuraikan oleh pengurai. Apabila dalam suatu ekosistem tidak terdapat produsen, detrivor merupakan rantai makanan awal dalam ekosistem tersebut.

Dalam ekosistem jaring – jaring makanan yang terbentuk mungkin bisa lebih dari satu rantai makanan. Meskipun demikian, yang dapat diamati ialah urutan dalam rantai makanan. Akan selalu produsen dimakan konsumen primer (herbivora) – konsumen sekunder – dan tersier. Meski demikian, terkadang kita dapat menemukan organisme memiliki peran sebagai konsumen primer pada suatu rantai makanan tertentu dan menjadi konsumen sekunder pada rantai makanan lainnya. Keberagaman ini sangat baik untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Berdasarkan tingkat trofiknya, maka komponen biotik dalam suatu ekosistem dibedakan menjadi:

• Organisme tingkat trofik pertama yaitu kelompok produsen atau organisme autotrof.
• Organisme tingkat trofik kedua ialah keompok konsumen primer atau herbivora.
• Organisme tingkat trofik ketiga ditempati oleh kelompok konsumen sekunder.
• Organisme tingkat trofik keempat ditempati oleh konsumen puncak.

[sc:ads]

Pengertian piramida makanan atau piramida ekologi yaitu gambaran hubungan organisme pada tiap trofiknya. Gambaran dalam piramida makanan menjelaskan hubungan terkait bagaimana jumlah organisme tingkat trofik yang seharusnya agar mencapai ekosistem yang seimbang. Selain menggambarkan tentang jumlah, piramida makanan juga dapat memberikan penjelasan aliran energi yang diterima organisme pada tingkat trofik selanjutnya. dengan demikian, piramida makanan dapat dibedakan menjadi tida macam:

1. Piramida jumlah

Dalam piramida jumlah menggambarkan suatu komposisi organisme dalam suatu ekosistem. Piramida ini menggambarkan bahwa organisme dalam tingkat trofik pertama (produsen) harus memiliki jumlah paling besar dibanding organisme lainnya, sehingga produsen terletak di dasar piramida. Begitu juga dengan jumlah konsumen primer atau organisme tingkat trofik kedua harus lebih banyak dibanding organisme tingkat trofik ketiga atau karnivora. Dan seterusnya hingga konsumen puncak yang memiliki jumlah paling sedikit diantara kelompok organisme lainnya. Piramida makanan ini dapat dijadikan indikator keseimbangan ekosistem di alam. Ekosistem yang sehat ialah jumlah perbandingan organisme di tingkat trofik bawah harus lebih besar dibanding organisme pada tingkat trofik selanjutnya, sehingga membentuk piramida.

2. Piramida biomassa atau berat

Piramida biomassa merupakan piramida yang menggambarkan taksiran berat kerit (massa kering) suatu organisme pada tiap – tiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Fungsi dari piramida biomassa adalah untuk menggambarkan keadaan suatu ekosistem. Piramida biomasa didapat dengan cara menghitung berat organisme (gram) per panjang ukuran (meter) lalu dihitung untuk rata – rata organisme sejenis pada tingkat trofik yang sama dengan menggunakan beberapa sampel. Piramida biomassa memiliki bentuk yang sma dengan piramida jumlh, yakni semakin mengerucut pada tingkat trofik atas. Namun, sebaliknya piramida biomassa di ekosistem air memiliki bentuk piramida terbalik, hal ini karena jumlah konsumen lebh banyak dibanding jumlah konsumennya.

3. Piramida energi

Yaitu piramida yang menggambarkan perpindahan energi pada tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya. Dalam piramida energi menunjukkan bahwa aliran energi yang diterima organisme akan menurun pada tingkat trofik berikutnya. Dengan demikian, produsen mendapat energi yang paling banyak dan akan menurun ke konsumen primer, sekunder, dan tersier. Penurunan aliran energi yang terjadi dalam suatu rantai makanan ini terjadi karena beberapa hal, antara lain (a) tidak semua makanan dapat dicerna sempurna sisanya terbuang sebagai sampah, dan (b) energi yang diperoleh dari makanan digunakan oleh organisme tersebut untuk beraktvitas dan terbuang sebagai panas ke alam.