Penjelasan Mengenai Conditional Sentence Secara Detail

Penjelasan Mengenai Conditional Sentence Secara Detail – Dalam Bahasa Indonesia kita sering mendengar mengenai kalimat pengandaian, yaitu kalimat yang mengutarakan keinginan, harapan, atau pengandaian seseorang. Dalam Bahasa Inggris pun terdapat jenis kalimat seperti itu yang disebut dengan Conditional Sentence. Berikut adalah penjelasan mengenai Conditional Sentence.

Pengertian Conditional Sentence

Conditional Sentence atau yang disebut dengan “kalimat pengandaian” adalah kalimat pengandaian seseorang akan suatu impian, rencana, atau harapannya yang mungkin dapat terjadi di masa depan, tidak dapat terwujud, atau tidak dapat terpenuhi. Conditional Sentence (kalimat pengandaian) terdiri dari dua klausa, klausa utama atau kalimat induk (main clause), dan anak kalimat yang berupa ‘if clause’.

Contoh:

If she was in a healthy condition (If Clause), she would visit many countries (Main Clause).

Catatan:
• Jika kalimat induk berada di bagian depan kalimat, tidak perlu diberi tanda pemisah berupa koma (,) diantara kalimat induk dan anak kalimat.
• Jika anak kalimat berada di bagian depan kalimat, tanda pemisah perlu diberi yang berupa tanda koma (,) kedua klausa tersebut.

Types of Conditional Sentence (Tipe Kalimat Pengandaian):

1. Conditional Sentence Type 1

Kalimat pengandaian tipe 1 mengungkapkan sesuatu yang belum terjadi dan mungkin dapat terjadi di masa yang akan datang dalam waktu dekat.

Pola Pengandaian:

If + subject + V1 + subject + will + V1

Atau

If + be (present) + noun/adjective + subject + will be + adjective/noun

Contoh:

If she works hard, she will be a successful woman.
(Jika dia bekerja keras, dia akan menjadi wanita yang sukses.)

2. Conditional Sentence Type 2

Kalimat pengandaian tipe 2 mengungkapkan harapan, rencana, atau impian yang tidak mungkin terjadi dan bertentangan dengan kenyataan. Pengandaian tipe ini disebut juga sebagai khayalan. Conditional Sentence tipe ini memiliki fakta yang merupakan kebalikan dari kalimat pengandaian tersebut, yang berarti bahwa apa yang diandaikan sekarang tidak mungkin terjadi.

Pola Pengandaian:

If + subject + V2 + subject + would + V1

Atau

If + subject + were + noun/adjective + subject + would be + noun/adjective

Contoh:

If Aiden were your father, he would be upset to see your behavior.
(Jika Aiden adalah ayahmu, dia akan kesal melihat perilakumu.)

Fact:

Aiden is not your father, therefore he is not upset to see your behavior.
(Aiden bukanlah ayahmu, maka dia tidak kesal melihat perilakumu.)

Catatan:

• Kalimat pengandaian tipe 2 memiliki fakta yang ditulis dalam bentuk Present Simple Tense yang berlawanan dengan kalimat pengandaian.
• Pada kalimat pengandaian, kata ‘were’ digunakan oleh subjek tunggal dan jamak pada ‘if clause’.

3. Conditional Sentence Type 3

Kalimat pengandaian tipe 3 mengungkapkan rencana, impian, atau harapan yang tidak dikerjakan oleh seseorang di masa lalu sehingga terdapat penyesalan di masa sekarang.

Pola Pengandaian:

If + subject + had + V3 + subject + would have + V3

Atau

If + subject + had been + noun/adjective + subject + would have been + noun/adjective

Contoh:

If his brother had had study hard, he would have joined the most famous university in Indonesia.
(Jika adiknya belajar dengan giat, dia akan sudah bergabung di universitas paling terkenal di Indonesia.)

Fact:

His brother had not study hard, therefore he did not joined the most famous university in Indonesia.
(Adiknya tidak belajar dengan giat, maka dia tidak bergabung di universitas paling terkenal di Indonesia.)

Catatan:

• Fakta di kalimat pengandaian tipe 3 ini ditulis dalam bentuk Past Simple Tense yang berlawanan dengan kalimat pengandaian. [sc:ads]

Catatan Tambahan:

1. Conditional Sentence (kalimat pengandaian) ini dapat menyatakan suatu proses yang sedang terjadi dengan menuliskannya dalam bentuk progressive atau continous.

Contoh:

If it was raining heavily, I would not have to come to the meeting in my school.
(Jika hari hujan lebat, saya tidak akan harus datang ke acara rapat di sekolah saya)

Fact:

It is not raining, so I come to the meeting in my school.
(Hari tidak hujan, jadi saya datang ke acara rapat di sekolah saya)

2. Conditional Sentence (kalimat pengandaian) ini dapat menyatakan waktu yang berbeda dalam satu kalimat, misalnya anak kalimat (if clause) menerangkan kejadian pada masa lalu, sedangkan induk kalimat (main clause) menerangkan kejadian yang terjadi saat ini.

Contoh:

If they had had lunch before they went to the event, they would not be starving right now.
(Jika mereka makan siang sebelum mereka pergi ke acara tersebut, mereka tidak akan kelaparan sekarang)

Fact:

They did not have lunch before they went to the event, so they were starving right now.
(Mereka tidak makan siang sebelum mereka pergi ke acara tersebut, jadi mereka kelaparan sekarang)

3. Kata “if” terkadang dapat dihilangkan jika terdapat kata – kata seperti were, had (past perfect), dan should.

Contoh:

Were I you, I would come to her house and would apologize to her.
(Jika saya menjadi kamu, saya akan datang ke rumahnya dan meminta maaf kepadanya)

Note:

Were I you = If I were you

4. Bentuk Conditional Sentence (kalimat pengandaian) dapat diindikasikan dengan sebuah pola.

Contoh:

I would have come to my aunt’s house, but I had to go to school library to do the assignments.
(Kalau tidak saya pergi ke perpustakaan sekolah, saya akan datang ke rumah bibi saya)

Demikianlah penjelasan mengenai Conditional Sentence. Pembuatan Conditional Sentence sebaiknya disesuaikan terlebih dahulu dengan waktu dan maknanya, apakah cocok menggunakan Conditional Sentence tipe 1, 2, atau 3. Terima kasih.

Baca Juga:

Belasan Kata-Kata Motivasi Bahasa Inggris & Artinya
Perbedaan antara There, Their, dan They’re (They are)
Pengertian Question Tag, Pola, dan Penggunaan dalam Kalimat