25 Contoh Majas Ironi dan Pengertiannya

25 Contoh Majas Ironi dan Pengertiannya – Majas Ironi adalah ungkapan gaya bahasa yang disampaikan dengan bentuk sindiran secara halus kepada lawan bicara dengan tujuan menegur atau memberitahu sesuatu namun dengan kata-kata yang berlawanan dengan bentuk kata yang disampaikan. Berdasarkan cara penyampaian dan gaya bahasanya, majas ironi digolongkan ke dalam majas pertentangan. Majas ironi menyampaikan kata-kata melalui sindiran dengan meninggikan atau memuji dengan tujuan mengolok-olok namun pada kenyataannya yang terjadi adalah sebaliknya. Bentuk sindiran memuji atau meninggikan yang berbanding terbalik dengan keadaan sebenarnya inilah yang dimaksud dengan majas ironi termasuk ke dalam majas pertentangan.

Berikut beberapa contoh majas ironi dalam kalimat:

1. “Kamu sungguh tepat waktu, pukul 10.00 WIB baru datang. Bukannya kita sepakat akan memulai rapat puukul 09.00? ”
2. “Bagus sekali, nilai raportmu merah semua.”
3. “Pemerintahan kali ini begitu sukses dengan prestasi-prestasinya, salah satunya adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.”
4. “Akhir cerita yang bagus, Ia mati ditikam oleh temannya sendiri.”
5. “Keluarga kecil itu bahagia sekali nampaknya, hampir setiap hari ada saja masalah yang dipeributkan.”
6. “Suaranya begitu merdu, semua penonton menutupi telinga mereka karena tak tahan mendengar suara merdunya.”
7. “Dia memang pandai beretorika, semua orang bisa saja tertipu olehnya.”
8. “Pasti kamu murid terpandai di kelasmu, lihat saja nilai 20 di ujian soal Bahasa Indonesiamu!”
9. “Lampung merupakan provinsi teraman dari begal se-Indonesia, lihat saja berita di TV! Ada saja yang menjadi korban kawanan begal.”
10. “Kau pandai sekali memasak, lihat saja kucing pun tak sudi memakan masakanmu.”

[sc:ads]
11. “Kau memang pandai sekali mengukir di atas kertas, tulisanmu begitu bernilai seni sehingga oarang awam seperti aku tak sanggup membacanya.”
12. “Dia sangat rajin, terbukti dengan nilai yang selalu buruk, daftar hadir yang selalu absen dan ancaman tidak naik kelas dari kepala sekolah.”
13. “Tubuhmu begitu atletis, gelambir ada di mana-mana.”
14. “Dia itu sungguh rendah hati, segala yang ia punya semua dipamerkannya.”
15. “Kau sungguh budiman, aku menumpang sepeda motormu saja kau anggap hutang.”
16. “Ayahmu sungguh ramah sekali, tak sekalipun aku di sapanya ketika aku berkunjung ke rumahmu.”
17. “Sifatnya sangat terpuji, tak satu pun barang berharga milik orang terdekatnya habis dicurinya.”
18. “Minuman ini sepertinya masih kurang gula, manisnya luar biasa.”
19. “Air minum ini sungguh menyegarkan, sampai mengepulkan asap.”
20. “Sepeda motormu bagus sekali, seperti mesin pengangkut sampah.”
21. “Sampul bukumu rapi sekali, seperti bungkus kacang.”
22. “Kulitmu halus sekali, seperti jalanan yang berkerikil.”
23. “Bagus sekali tulisanmu, hampir mirip cakar kucing di atas pasir.”
24. “Kamu begitu tampan, sampai-sampai tak ada seorang wanitapun yang menyukai mu.”
25. “Lihatlah wajahmu di cermin, tampan sekali seperti permukaan talenan.”

Pada contoh kalimat pertama menunjukkan bahwa sindiran dinyatakan berupa ketepatan waktu hadir kepada seseorang yang datang terlambat pada pukul 10.00 WIB. Hal yang sebenarnya bukanlah pujian yang dilontarkan, akan tetapi sebuah kritikan berupa sindiran kepada orang yang datang terlambat tersebut. Selanjutnya penjelasan kalimat kedua berupa sindiran terhadap seseorang yang mendapatkan nilai rapor yang merah. Sindiran tersebut dinyatakan dengan halus berupa pujian “bagus sekali,” namun yang dimaksudkan adalah sebaliknya. Begitu pun dengan contoh-contoh lainnya, kalimat yang mengandung majas ironi menyatakan maksud yang berlawanan dengan fakta sebenarnya yang disampaikan secara halus melalui sindiran.