Pengertian dan 30 Contoh Majas Litotes dalam Kalimat

Pengertian dan 30 Contoh Majas Litotes dalam Kalimat – Majas atau gaya bahasa merupakan pemanfaatan dan penggunaan ragam kekayaan bahasa untuk mendapatkan efek-efek tertentu yang mampu menghidupkan sebuah karya sastra. Dalam menyampaikan pikiran dan perasaan penulis sastra menyampaikannya melalui karakteristik bahasa yang khas baik secara lisan maupun tertulis.

Majas Litotes merupakan ungkapan gaya bahasa yang menggambarkan keadaan yang berlawanan dengan keadaan sebenarnya. Majas ini memiliki karakteristik bentuk kalimat yang di dalamnya terdapat penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendah, namun pada kenyataannya berlawanan dengan apa yang diungkapkan.

Berikut contoh kalimat yang mengandung majas Litotes:

Contoh :

1. “Jika dibandingkan dengan rekan-rekan sekalian, yang aku lakukan untuk perjuangan hanyalah sebutir pasir di luasnya padang gurun.”
2. “Makanlah hidangan yang tak seberapa ini!”maafkan kami, ini Cuma makanan sederhana dari desa.”
3. “Saya hanya berprofesi sebagai kuli tinta, gaji saya tidaklah besar.”
4. “Sudikah engkau menaiki mobil tua ku yang kumuh ini?”
5. “Terimalah hadiah kecilku yang murah ini, semoga kamu bahagia.”
6. “Hasil dari pekerjaanku sebagai pengacara hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.”
7. “Tabungan dari hasil berjualan sepatu di pasar hanya mampu untuk membeli sepeda motor renta ini.”
8. “Perkenankan saya yang tidak berpendidikan tinggi ini untuk menyampaikan suatu hal yang penting.”
9. “Maukah engkau menikah denganku yang bukan siapa-siapa ini?”
10. “Saya Cuma mahasiswa dari kampung, yang mencoba andil dalam pergerakan ini.”
11. “Besok belajar kelompok di rumahku ya? Tapi rumahku jelek, gak apa-apa kan?”

[sc:ads]
12. “Kamu mau meminjam jas lusuh milik saya? Pakai saja, tidak apa-apa kok.”
13. “Alhamdulillah, selama 3 tahun ini saya berhasil merintis usaha kecil-kecilan.”
14. “Aku ini Cuma pegawai biasa di kantor kementrian BUMN.”
15. “Aku hanya memiliki ini, sebongkah berlian yang tak seberapa untuk melamarmu.”
16. “Alhamdulillah, tabunganku hasil menjadi buruh pabrik cukup untuk membiayai ibu pergi umroh.”
17. “Aku hanyalah anak seorang petani, sudikah engkau menjadi pengantinku?”
18. “Pakaianku hanya beberapa helai yang biasa ku pakai di acara pesta pernikahan, apakah cocok untuk dipakai di acara resepsimu?”
19. “Ini masakan yang aku hidangkan untuk para tamu spesial, maaf jika rasanya tidak seperti yang diharapkan. Selahkan dinikmati!
20. “Sudah bertahun-tahun aku bekerja keras, Alhamdulillah pondok sederhana inilah yang bisa aku dirikan untuk keluarga.”
21. “Ini kopi hasil racikanku sendiri, mungkin tak seenak buatan istrimu.”
22. “Kalau kau mau, aku bisa memberikan tumpangan dengan mobil tuaku ini.”
23. “Ayolah, main ke gubukku. Tidak jauh dari sini kok.”
24. “Ini aku pinjamkan sepeda motor lusuh ku, semoga bermanfaat untukmu. “
25. “Kalau tuan berkenan, menginap saja malam ini di pondok tua milik kakek saya.”
26. “Bagaimana rasanya? Tidak enaknya? Harap maklum, soalnya cemilan itu hanya buatan orang kampung, tapi khas daerah sini lho.”
27. “Nanti kalau mau pulang, biar saya antar. Biar jelek-jelek begini, mobil ini kubeli hasil kerja kerasku.”
28. “Saya jadi tidak enak ini, berbicara di depan bapak-bapak yang berpendidikan. Saya kan Cuma lulusan S1.”
29. “Kualitas gambar kameraku gak bagus loh, kamu mau memakainya? Kalau mau, ya pakai saja.”
30. “Kalau sudah ada di Pringsewu, mampir lah. Jangan sampai tidak, lihat-lihatlah kondisi saudaramu di gubuk tua ini.”