Pengertian, Fungsi Sel Saraf, dan Bagian-Bagiannya – Kepekaan terhadap rangsang yang datang baik dari luar maupun dan dalam tak lepas dari peran dan fungsi sistem koordinasi. Sistem saraf yang berperan dalam menerima, mengolah, serta merespon setiap rangsang yang datang disusun atas jalinann sel – sel saraf (neuron). Perjalanan rangsang di dalam sel saraf sangat cepat, lebih cepat dibanding kecepatan penulis dalam menulis artikel ini. Rangsang yang diterima oleh sel saraf akan berjalan mengalir sepanjang serabut saraf dalam bentuk impuls listrik yang akan diestafetkan dari satu sel saraf ke sel saraf lain sampai ke pusat saraf untuk diolah lalu diteruskan kembali ke sel saraf lainnya.
Begitu rumit jika membayangkan bagaimana rangsang diterima dan direspon oleh sel saraf. Fungsi yang sangat sensitif ini diperlukan sel yang adaptif untuk menjalankannya. Sel saraf merupakan sel yang mengalami modifikasi untuk menjalankan fungsi rumit ini. Sel saraf merupakan sel yang berkembang dari lapisan ektoderm (sama seperti kulit dan indera). Saraf terbentuk dari proses neurulasi pasca gastrulasi embrionik. Tidak semua hewan memiliki sistem saraf ini, beberapa hewan invertebrata memiliki saraf yang sederhana, sementara hewan – hewan vertebrata memiliki sistem saraf yang sangat kompleks. Pada artikel akan diuraikan mengenai struktur sel saraf penyusun sistem saraf yang mampu menjalankan fungsi yang rumit.
STRUKTUR SEL SARAF (NEURON)
Sel saraf (neuron) memiliki bentuk yang khas. Sel saraf memodifikasi bentuk dari sel – sel hewan lainnya dengan memiliki penjuluran – penjuluran yang muncul dari membran sel saraf. Adapun bagian – bagian pada sel saraf ialah sebagai berikut:
1. Dendrit
Merupakan penjuluran yang pendek pada membran sel saraf. Dendrit berfungsi untuk menerima impuls saraf dari sel – sel reseptor atau dari sel saraf lain dan meneruskannya ke badan sel.
2. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian tubuh sel itu sendiri. Di dalam badan sel terdapat organel – organel yang menyusun sel saraf, seperti nukleus, mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, sitoskleton, dan lainnya. Nukleus merupakan organel yang berperan sebagai pusat pengatur semua kegiatan sel termasuk reproduksi dan metabolisme sel, sementara mitokondria berfungsi sebagai organel yang menghasilkan energi melalui respirasi sel. Badan sel berfungsi menerima impuls dari dendrit dan meneruskannya ke bagian akson.
3. Akson (neurit)
Akson atau neuit meupakan bagian penjuluran yang panjang dari badan sel. Akson befungsi meneruskan rangsang dari badan sel untuk disampaikan ke sel selanjutnya (sel saraf lain atau bagian efektor). Pada bagian akson ini terdapat selubung myelin yang dihasilkan oleh sel schwann. Selubung myielin berfungsi untuk melindungi bagian akson dan memenuhi nutrisi akson. Dengan adanya selubung myielin di akson membuat penghantaran rangsang lebih cepat dibanding tanpa selubung myielin. Adapun sel schwann merupakan sel pendukung sel saraf yang tergolong ke dalam neuoglia.
4. Nodus ranvier
Nodus ranvier merupakan titik (celah) pada akson yang tidak terselubungi myielin. Atau dengan kata lain adalah nodus ranvier merupakan daerah akson yang tidak diselubungi myielin. Sehingga membentuk suatu celah antar akson bermyielin. Nodus ranvier berfungsi sebagai titik lompatan rangsang pada akson. Impuls saraf dari badan sel tidak mampu melewati bagian akson yang diselubi myelin, dengan demikian impuls ini hanya dihantarkan pada daerah yang tidak bermyelin saja yaitu pada nodus ranvier. Sehingga gerakan impuls saraf sepanjang akson ialah gerakan lompat atau garakan salto pada titik ranvier. Dengan gerakan ini penyampaian impuls menjadi lebih cepat dibanding dengan gerakan lurus.
[sc:ads]
5. Terminal akson
Terminal akson atau ujung akson merupakan bagian dari ujung akson. Bagian ini bercabang, yang berfungsi sebagai tempat perpindahan rangsang dari sel saraf ke sel saraf lain melalui hubungan yang disebut dengan sinapsis. Dala proses ini (sinapsis), perpindahan impuls saraf tersebut menggunakan senyawa kimia yang disebut dengan neurotransmiter yang berfungsi membawa pesan – pesan dari sel saraf (berupa rangsang) dan sel yang menerima neurotransmitter akan meneruskan rangsang tersebut (sesuai dengan pesan yang dibawa).
Dalam melakukan fungsinya, sel – sel saraf didukung oleh sekelompok sel jaringan ikat yang bermodifikasi khusus untuk mendukung kinerja sel saraf. Sel – sel tersebut digolongkan ke dalam neuroglia.
FUNGSI SEL SARAF
Sel saraf berfungsi dalam menerima, mengolah, dan menanggapi rangsang yang masuk. Setiap rangsang yang diterima akan diberi respon oleh saraf baik respon negatif, positif, atau netral. Hal ini didasarkan pada jenis saraf yang masuk. Sel saraf dibedakan berdasarkan fungsi yang dimainkannya. Ada tiga macam sel saraf yang memiliki fungsi khusus yaitu:
a. Sel saraf sensorik
Merupakan sel saraf yang berfungsi menerima impuls saraf dari sel – sel reseptor di alat indera. Dan meneruskannya ke pusat saraf di otak. Rangsang dari uar akan ditangkap terlebih dahulu oleh alat indera kemudia disampaikan pada sel saraf sensorik. Sementara rangsang dari dalam langsung akan diterima oleh sel saraf sensorik.
b. Sel saraf konektor
Sel saraf konektor atau interneuron merupakan sel saraf yang terletak di susunan pusat saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf ini berperan mengolah rangsang yang diterimanya dari sel saraf sensorik dan memutuskan respon terhadap rangsang. Jawaban dari tiap rangsang yang masuk akan diputuskan oleh sel saraf ini. Sel – sel saraf yang ada di otak berperan dalam rangsang yang memerlukan penalaran, pemikiran atau gerakan yang disadari. Sementara sel – sel saraf penyusun sumsum tulang belakang berperan dalam respon – respon yang cepat atau dikenal dengan istilah gerak refleks. Jawaban dari sel – sel konektor ini akan dibawa oleh sel saraf motorik.
c. Sel saraf motorik
Merupakan sel saraf yang keluar dari interneuron. Sel saraf ini berperan dalam menyampaikan pesan dari interneuron ke sel target yaitu efektor. Yang tergolong efektor antara lain sel otot dan kelenjar. Dengan demikian, respon yang datang akan bermuara pada ke dua tipe sel ini. Contoh: ketika hidung menangkap bau lezatnya makanan, rangsang tersebut akan diterima oleh sel saraf sensorik dan disampaikan ke interneuron di otak. Respon yang diberikan oleh otak akan disampaikan oleh sel saraf motorik yang akan merangsang sel – sel kelenjar liur di mulut untuk mengeluarkan ludah. Contoh lain untuk gerak refleks yaitu ketika kita menginjak bara api, maka dengan cepat kaki (sel otot) akan menarik diri dari bara api tersebut.
Comments are closed.