Pengertian, Jenis, & Contoh Majas Pertentangan Dalam Kalimat – Majas atau gaya bahasa merupakan penggunaan ragam kekayaan bahasa untuk memperoleh efek tertentu yang mampu membuat sebuah karya sastra menjadi semakin hidup. Dalam menyatakan pikiran dan perasaan pengarang menyampaikannya melalui karakteristik bahasa yang khas baik secara lisan maupun tertulis.
Majas pertentangan adalah kata-kata kias yang menyatakan pertentangan yang dimaksud oleh penulis atau pembicara dalam memberikan pengaruh atau kesan kepada pembaca dan pendengar. Dalam majas pertentangan, hal yang sebenarnya dimaksudkan berbanding terbalik dengan apa yang diutarakan dalam bentuk kata-kata. Majas pertentangan dibagi menjadi 4 macam, diantaranya yakni majas hiperbola, majas paradoks, majas antitesis, dan majas litotes. Berikut pembahasannya!
1. Hiperbola
Hiperbola adalah ungkapan gaya bahasa majas yang memberi kesan berlebihan dari kenyataan sebenarnya. Penggunaan kata yang berlebihan ini memperkuat kesan jumlah, bentuk ,dan ukuran. Contoh :
– Suara jeritan penyanyi rock itu menggelegar memekakkan telinga.
– Wanita berparas cantik jelita itu telah menghujamkan tombak asmara tepat di hatiku ketika ia tersenyum kepadaku.
– Aku telah memperjuangkan semua yang ku punya sampai tubuhku mengucurkan darah demi mendapatkanmu.
Kalimat pada contoh pertama di atas memberikan kesan berlebihan yang ditunjukkan pada kata “menggelegar” seolah akan memecahkan telinga. Padahal yang sebenarnya terjadi hanyalah sebuah teriakan nyanyian dari seorang penyanyi rock.
2. Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang telah ada. Contoh:
– Meskipun berada di tengah keramaian, entah kenapa aku masih merasakan kesepian.
– Majunya peradaban dunia justru membuat manusia semakin berperilaku individualis.
– Meskipun suasana sidang sedang memanas, namun kepala kita harus tetap dingin.
Pada contoh kalimat pertama di atas menjelaskan bahwa fakta yang telah ada berupa seseorang yang berada di tengah keramaian dengan segala hingar bingarnya, namun yang dirasakan oleh “aku” adalah rasa sepi dalam kondisi psikis bukan dalam artian yang sebenarnya.
[sc:ads]
3. Antitesis
Antitesis adalah majas yang menggunakan dua kata yang memiliki makna yang berlawanan. Contoh :
– Baik yang kafir maupun beriman, tetaplah dijamin rezekinya oleh Allah SWT.
– Seandainya surga dan neraka itu tidak ada, apakah engkau masih mau bersujud pada Nya?
– Dia sudah tidak lagi mempertimbangkan faktor tampan atau jelek, yang penting cocok saja.
Contoh pada kalimat di atas menggunakan antitesis yang ditunjukkan pada dua kata yang berlawanan seperti kafir dan beriman, surga dan neraka, serta tampan dan jelek.
4. Litotes
Majas Litotes merupakan ungkapan gaya bahasa yang menggambarkan keadaan yang berlawanan dengan keadaan sebenarnya. Majas ini memiliki karakteristik bentuk kalimat yang di dalamnya terdapat penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendah, namun pada kenyataannya berlawanan dengan apa yang diungkapkan.
Contoh:
– Jika dibandingkan dedikasi yang telah diberikan oleh bapak-bapak sekalian, pengorbanan saya kali ini tak ada artinya.
– Cicipilah masakanku yang tak seberapa ini, semoga cukup untuk kebutuhan makan malam dan sekedar pengganjal perut!
– Saya hanyalah seorang pimpinan perusahaan, penghasilan saya tidaklah besar.
Kalimat-kalimat di atas menggambarkan keadaan yang berlawanan dengan hal yang sebenarnya terjadi seperti pada contoh pertama di atas. Mungkin saja pengorbanan yang telah dilakukan oleh “saya” adalah pengorbanan yang luar biasa, namun dengan maksud merendah “saya” mengungkapkan dengan penilaian yang rendah terhadap apa yang telah dikorbankannya.